Saturday, April 14, 2012

Transpirasi


Transpirasi  adalah proses pengeluaran air oleh tumbuhan dalam bentuk uap air ke atmosfer. Banyaknya air yang ditranspirasikan oleh tumbuhan merupakan kejadian yang khas, meskipun perbedaan terjadi antara satu spesies dengan spesies lain. Berdasarkan atas sarana yang digunakan untuk melaksanakan proses transpirasi dibedakan atas : transpirasi stomata, transpirasi kutikula dan transpirasi lentisel. (Dardjat dan Arbayah,1990)
Di samping mengeluarkan air dalam bentuk uap, tumbuhan juga mengeluarkan air dalam bentuk tetesan air yang prosesnya disebut gutasi, dengan melalui alat yang disebut hidatoda, yaitu suatu lubang yang terdapat pada ujung urat daun yang sering kita jumpai pada spesies tumbuhan tertentu. (Dardjat dan Arbayah,1990)
Sehubungan dengan transpirasi, organ tumbuhan yang paling utama dalam melaksanakan proses ini ini adalah daun. Karena pada daunlah kita jumpai stomata paling banyak. Kalau kita bandingkan transpirasi stomata ini dengan transpirasi melalui sarana lain, maka melalui stomata paling banyak dilakukan, oleh karena itu bahasan difokuskan pada transpirasi pada stomata.
Transpirasi penting bagi tumbuhan, karena berperan dalam hal membantu meningkatkan laju angkutan air dan garam-garam mineral, mengatur suhu tubuh dengan cara melepaskan kelebihan panas dari tubuh, dan mengatur turgor optimum di dalam sel. (Dardjat dan Arbayah,1990)




Mekanisme Transpirasi
            Transpirasi dimulai dengan penguapan oleh sel-sel mesofil ke rongga antar sel yang ada di dalam daun. Dalam hal ini rongga antar sel jaringan bunga karang merupakan rongga yang besar, sehingga dapat menampung uap air dalam jumlah banyak. Penguapan air ke rongga antar sel akan berlangsung selama rongga antar sel belum jenuh dengan uap air. Sel-sel yang menguapkan airnya ke rongga antar sel tentu akan mengalami kekurangan air sehingga potensial airnya menurun. Kekurangan ini akan diisi oleh air yang berasal dari xilem tulang daun yang selanjutnya tulang daun akan menerima air dari batang dan batang menerima dari akar begitu seterusnya. Uap air yang terkumpul dalam rongga antar sel akan tetap berada dalam rongga tersebut selama stomata pada epidermis daun tidak membuka. Kalau pun ada uap air yang keluar menembus epidermis dan kutikula jumlahnya hanya sedikit.
Agar transpirasi dapat berjalan maka stomata harus membuka. Apabila stomata membuka, maka akan ada penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfir. Kalau tekanan uap air di atmosfir lebih rendah dari rongga antar sel, uap air dari rongga antar sel akan keluar ke atmosfir. Jadi, syarat utama berlangsungnya transpirasi adalah penguapan air di dalam daun dan terbukanya stomata.

Mekanisme Membuka dan Menutupnya Stomata
            Mekanisme membuka dan menutupnya stoma berdasarkan suatu perubahan turgor, dan perubahan turgor itu adalah akibat dari perubahan nilai osmosis dari isi sel-sel penutup.
            Sel-sel penutup umumnya mengandung amilum, pada waktu malam persenannya lebih tinggi dari pada waktu siang, dimana sebagian telah berubah menjadi glukosa. Peristiwa selengkapnya adalah sebagai berikut, pada pagi hari masih terdapat amilum di dalam sel-sel penutup stoma. Pengaruh sinar matahari atau bisa juga lampu, membangkitkan klorofil-klorofil untuk mengadakan fotosintesis. Dengan adanya fotosintesis ini, maka kadar CO2 di dalam sel-sel tersebut menurun, hal ini disebabkan karena sebagian dari CO2 mengalami reduksi menjadi CH2O. Karena peristiwa reduksi ini, maka berkuranglah ion-ion H+, sehingga pH lingkungan itu bertambah, jadi lingkungan itu menuju ke basa. Kenaikan pH ini sangat baik bagi kegiatan enzim posporilase untuk mengubah amilum yang ada di dalam sel-sel penutup menjadi glukosa – 1 – pospat. Peristiwa ini dapat ditulis sebagai berikut:

===><<=== Amilum + pospat anorganik                        glukosa – 1 pospat
                                                                       
Dengan terbentuknya glukosa ini, maka naiklah nilai osmosis isi sel-sel penutup yang kemudian menyebabkan masuknya air dari sel-sel tetangga ke dalam sel-sel penutup. Tambahan volume ini menimbulkan turgor, dan karena hal tersebut dinding-dinding sel penutup di bagian yang tipis mengembang. Maka membukalah stoma.
            Jika sel-sel penutup tidak terkena sinar, maka pH menurun, dan ini merupakan factor baik bagi enzim posporilase untuk mengadakan kegiatan yang berlawanan, yaitu mengubah glukosa menjadi amilum. Hal ini menyebabkan nilai osmosisnya turun, dan oleh karena itu turgor berkurang. Berkurangnya turgor ini mengakibatkan stomata menutup.
            Banyaknya stomata pada tanaman berbeda-beda antara spesies satu dengan spesies yang lain. Pada tanaman darat, umumnya stoma terdapat pada permukaan bawah daun. Biasanya, stoma berbenuk oval degan diameter 6 µ sampai 8 µ, dan luas kira-kira 90 µ2. pada beberapa tanaman, stoma terdapat pada permukaan atas dan bawah daun.

No comments:

Post a Comment